Minggu, 29 Oktober 2017

Ciri Khusus Protista

Peta Konsep Protista
Ciri dan Struktur Kingdom Protista

Makhluk hidup anggota Protista mulai terungkap setelah Antony van Leeuwenhoek mengamati makhluk-makhluk kecil menggunakan mikroskop sederhananya sekitar 300 tahun silam. Dengan mikroskop sederhananya tersebut, ia mampu mengamati berbagai jenis mikroorganisme. Salah satunya adalah Protista. Protista merupakan salah satu kingdom yang memiliki anggota cukup banyak. Banyak jenis Protista yang secara morfologi memang membingungkan. 

Menurut Brum et al. (1994: 810), Protista memiliki beberapa anggota, ada yang mirip tumbuhan, hewan, dan jamur. Akan tetapi, satu hal yang pasti bahwa seluruh anggota Kingdom Protista bersifat eukariot. Selain seluruh anggotanya termasuk eukariot, hal apakah yang membuat suatu makhluk hidup digolongkan sebagai anggota Kingdom Protista?


Jika Anda ambil setetes air kolam yang keruh dan diamati dengan mikroskop, besar kemungkinan Anda akan melihat makhluk hidup satu sel yang seluruh permukaannya ditutupi oleh silia (rambut getar). Makhluk hidup bersel satu tersebut adalah Paramaecium, salah satu contoh anggota Protista yang paling mudah ditemukan dan paling mudah dikenali. Anda dapat melihat struktur tubuh Paramaecium pada  Paramaecium terdiri atas satu sel. Seluruh permukaan tubuhnya ditutupi oleh silia. Jika diamati lebih detail, dapat diketahui bahwa silia tersebut

Gambar Paramaecium
B. Klasifikasi Protista
Sebelumnya, Anda telah mengetahui ciri dan struktur Protista. Protista dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yakni protista mirip hewan (protozoa), protista mirip jamur (jamur lendir), dan protista mirip tumbuhan (alga). 

1. Protista Mirip Hewan (Protozoa) 
Kata protozoa berasal dari bahasa Yunani, yakni proto yang berarti pertama dan zoa yang berarti hewan. Protozoa merupakan protista yang mirip hewan. Kebanyakan protozoa tidak berbahaya bagi manusia, tetapi beberapa jenis bersifat patogen. Bagaimanakah ciri-ciri dan klasifikasinya?
a. Ciri-Ciri Protozoa
Menurut Brum et al. (1994: 813), lebih dari 40.000 spesies protozoa hidup di berbagai tempat, di perairan, tanah yang lembap atau di dalam organisme lain (parasit). Protozoa merupakan organisme uniselular.
Protozoa mendapatkan makanan dengan cara mengabsorpsi molekul organik, yang terjadi secara intrasel. Protozoa mampu bergerak bebas. Pernapasan protozoa berlangsung secara difusi.

Protozoa melakukan perkembangbiakan secara aseksual dan seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara pembentukan tunas dan pembelahan biner. Adapun secara seksual dilakukan dengan cara konjugasi.


Beberapa protozoa ada yang bersifat holozoik. Sementara yang lainnya bersifat holofitik dan saprozoik. Holo oik artinya memakan organisme yang berukuran lebih kecil daripada ukuran tubuhnya. Holofitik artinya mampu menghasilkan makanan sendiri melalui proses fotosintesis. Adapun sapro oik artinya memakan organisme mati yang telah membusuk.
Alat gerak dari protozoa terdiri atas bulu cambuk (flagela), kaki semu (pseudopodia), dan bulu getar (silia).


b. Klasifikasi Protozoa
Menurut Campbell (1998: 524), Protozoa merupakan hewan yang terdiri atas enam phylum. Keenam phylum tersebut adalah Rhicopoda (Sarcodina), Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa), Foraminifera, Apicomple a (Sporozoa), oomastigophora (Zooflagellata), dan Ciliophora (Ciliata). Untuk mengetahui lebih jelas mengenai keenam phylum tersebut, perhatikan uraian berikut.


1) Rhizopoda (Sarcodina)
Kata Rhizopoda berasal dari kata rhizo yang berarti akar dan podos yang berarti kaki. Habitat hewan ini ada di air tawar, air laut, di tempat yang basah, dan sebagian lagi bersifat parasit di dalam tubuh hewan ataupun manusia. Ciri khas Rhizopoda, yang sering disebut juga Sarcodina, adalah alat geraknya yang berupa kaki semu (pseudopodia).
Kaki semu terbentuk karena adanya aliran sitoplasma, sebagai akibat perubahan sitoplasma dari fase padat (sol) ke fase kental (gel). Gerak yang ditimbulkannya disebut gerak amoeboid. Contoh Rhizopoda adalah Amoeba proteus yang umum ditemukan di perairan tawar.
Selain sebagai alat gerak, kaki semu pada Amoeba juga berfungsi menangkap makanan. Pada saat mengambil makanan, pseudopodianya akan mengelilingi makanan yang akan dimakan. Proses ini disebut fagositosis.

Makanan yang telah ditangkap akan dicerna oleh vakuola makanan.Kemudian, sisa makanan hasil pencernaan tersebut akan dikeluarkan melalui vakuola kontraktil. Selain berfungsi mengeluarkan sisa makanan, vakuola kontraktil berfungsi juga dalam mengatur kadar air di dalam tubuhnya. Contoh lain dari phylum Rhizopoda adalah Entamoeba, Arcella, dan Difflugia.
Beberapa jenis Entamoeba merupakan penyebab berbagai penyakit.
Contohnya, Entamoeba dysentriae (penyebab penyakit disentri) dan Entamoeba histolitica (penyebab penyakit amebiasis). Protista patogen tersebut ditularkan melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh Protista tersebut.

2) Actinopoda (Heliozoa dan Radiozoa)
Actinopoda memiliki arti kaki yang memancar . Hal tersebut didasarkan pada keadaan pseudopodia yang tipis menyerupai jarum dalam jumlah banyak dan memancar yang disebut azopodia. Setiap azopodia terbentuk dari ikatan mikrotubulus yang kuat. Mikrotubulus tersebut ditutupi oleh lapisan tipis dari sitoplasma.
Sebagian besar Actinopoda merupakan plankton. Actinopoda terdiri atas Heliozoa dan Radiozoa. Kebanyakan Heliozoa (sun animal) hidup di air tawar, sedangkan Radiozoa hidup di air laut. Radiozoa memiliki kulit yang lembut, tersusun atas silika yang merupakan bahan dasar gelas. Apabila organisme tersebut mati, kulit dari organisme tersebut akan berkumpul di dasar laut. Kulit dari Radiozoa tersebut akan terakumulasi dan membentuk lumpur yang dapat memiliki ketebalan hingga beberapa meter.

3) Foraminifera
Foraminifera berasal dari kata foramen yang berarti lubang. Sebagian besar hidup di laut dengan tubuh terlindung oleh kerangka luar yang tersusun atas kalsium karbonat (CaCO3). Kerangka luar yang telah kosong
dan terendam di dasar laut selama jutaan tahun akan membentuk lapisan tanah hitam yang disebut tanah globigerina. Globigerina merupakan salah satu satu anggota genus Foraminifera yang paling dikenal.

4) Apicomplezoa (Sporozoa)
Seluruh anggota dari phylum ini adalah parasit di dalam organisme lain. Beberapa di antaranya menyebabkan penyakit yang serius pada manusia. Apicomplezoa disebut juga Sporozoa. Sporozoa adalah satu satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak.
Contoh Sporozoa yang terkenal adalah Plasmodium. Plasmodium dapat menyebabkan penyakit malaria. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Ada banyak jenis Plasmodium, di antaranya
P. falciparum, penyebab penyakit malaria tropikana dengan masa sporulasi (pembentukan spora aseksual) setiap 24 jam. Contoh lainnya adalah P. vivax, penyebab penyakit malaria tertiana dengan sporulasi setiap 48 jam. Untuk mengetahui daur hidup P. vivax, perhatikanlah Gambar
Penyakit malaria merupakan penyakit menahun karena Plasmodium dapat berada di dalam darah inangnya selama bertahun-tahun. Pencegahan penyakit ini lebih baik dilakukan daripada melakukan pengobatan. Plasmodium lainnya yang terkenal adalah P. malariae, penyebab penyakit malaria uartana dengan masa sporulasi setiap 72 jam. Contoh Sporozoa yang lain adalah Pneumocystis carinii dan Toxoplasma gondii.
Pneumocystis carinii dapat menyebabkan penyakit pneumonia (paru-paru 
basah) yang biasanya terjadi pada pasien AIDS tahap awal. Adapun Toxoplasma gondii dapat menyebabkan to oplasmosis pada wanita hamil.
Penyakit ini membahayakan bayi yang dikandungnya.

5) Zoomastigophora ( Flagelata)
Phylum Zoomastigophora dikenal juga sebagai Zooflagelata. Makhluk hidup heterotrof ini mengambil molekul organik dari lingkungannya atau mangsa melalui fagositosis . Zoomastigophora bergerak menggunakan bulu cambuk atau flagela. Umumnya hidup sebagai sel soliter, tetapi ada beberapa yang hidup berkoloni. Zoomastigophora ada yang hidup bebas dan ada pula yang melakukan simbiosis dengan makhluk
hidup lain. Contohnya, Trichonympha campanula yang hidup dalam usus rayap dan membantu rayap menguraikan molekul selulosa kayu.
Zoomastigophora lainnya merupakan parasit yang membahayakan pada manusia dan hewan. Trypanosoma, menyebabkan penyakit tidur di Afrika yang disebarkan oleh gigitan lalat tse-tse. Trichomonas vaginalis menyebabkan penyakit kelamin (trichomoniasis) pada wanita dan penyakit saluran kelamin pada pria

6) Ciliophora (Ciliata)
Karakteristik dari phylum Ciliophora terlihat dari silia mereka yang digunakan untuk mencari dan mengumpulkan serta untuk bergerak. Menurut Campbell (1998: 527), kebanyakan anggota dari phylum ini hidup soliter atau hidup sendiri di perairan tawar. Selain itu, phylum Ciliophora ini hidup bebas dan jarang yang parasit di dalam organisme lain. Bentuk tubuh dari anggota phylum ini tetap karena mengandung pelikel yang tersusun atas protein. Pelikel merupakan suatu selaput keras yang menyebabkan bentuk tubuhnya tetap.
Contoh spesies dari phylum Ciliophora adalah Paramaecium caudatum.
Protozoa tersebut dapat kita temukan di perairan sekitar kita, seperti di kolam maupun di sawah. Tubuh Paramaecium memiliki bentuk mirip sandal jepit. Paramaecium memiliki inti yang berukuran besar (makronukleus) dan berukuran kecil (mikronukleus). Makronukleus bertanggung jawab dalam berlangsungnya metabolisme sel. Adapun mikronukleus mengontrol perkembangbiakan sel. Selain itu, Paramaecium juga memiliki dua jenis vakuola (kantung), yakni vakuola makanan dan vakuola kontraktil. Paramaecium berkembang biak secara aseksual maupun seksual. Perkembangbiakan secara aseksual dilakukan dengan cara membelah diri. Adapun perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui proses konjugasi.

Perkembangbiakan secara seksual pada Paramaecium
Beberapa contoh spesies phylum Ciliophora lainnya adalah Balantidium coli, Didinium, Stentor, Vorticella, dan Stylonychia . Didinium, Stentor, dan Vorticella mempunyai bentuk yang halus. Didinium mirip teko air bertangkai, sementara Stentor mirip terompet, dan Vorticella mirip lonceng.
Beberapa anggota Ciliophora yang hidup di perairan tawar dapat dijadikan indikator pencemaran, seperti Paramaecium dan Stentor.
Balantidium coli hidup parasit di dalam usus besar manusia dan dapat menyebabkan penyakit balantidiasis (gangguan perut).



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

TTS TENTANG METABOLISME